LIGONEWS.ID, GORONTALO – Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II (dua) Gorontalo, Parlinggoman Simanungkalit, S.T.,M.PSDA, didampingi perwakilan Dinas PUPR dan Pertanian Provinsi Gorontalo menggelar diskusi bersama kelompok tani yang ada di Kecamatan Telaga, Telaga Biru dan Telaga Jaya.
Hasil pantauan awak media, kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Pilohayanga Barat, Kecamatan Tegala, Kabupaten Gorontalo. Diskusi tersebut berlangsung kurang lebih tiga jam.

Sebelumnya pada tanggal 18 Oktober 2023, beberapa perwakilan kelompok tani mendatangi kantor BWS Sulawesi II Gorontalo dan ditemui oleh Kepala Bali beserta stafnya. Maksud kedatangan mereka yaitu mempertanyakan kejelasan bantuan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).
Menurut Pitri Mootalu, selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani GP3TGAI Pilohayanga, bahwa semenjak tahun 2021 dirinya memasukan proposal bantuan saluran irigasi program P3-TGAI, tetapi hingga penghujung tahun 2023 tidak pernah mendapatkan.
“Setiap kali ada informasi terkait bantuan saluran irigasi program P3-TGAI, kami selalu memasukan proposal, persyaratan dan dokumen yang diminta oleh pihak balai selau kami penuhi dan lengkapi. Bahkan sudah beberpa kali mendapat informasi akan mendapatkan bantuan itu, tetapi ujung – ujungnya tidak dapat. Saluran irigasi itu sangat dibutuhkan oleh para petani,” ujar Pitri.

Menanggapi hal tersebut Kabalai langsung memerintahkan stafnya untuk melakukan kroscek terkait berkas – berkas yang dimasukan dan memininta untuk mengagendakan pertemuan bersama para petani guna mendengarkan setiap keluhan yang terjadi dilapangan.
Tepat pada hari ini, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II (dua) Gorontalo, Parlinggoman Simanungkalit langsung mendapatkan keluhan dari para petani. Keluhan tersebut diantaranya, jadwan pembagian air untuk arela persawahan dan saluran irigasi program P3-TGAI.
Untuk menjawab keluhan para petani. Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II (dua) Gorontalo, Parlinggoman Simanungkalit langsung mengintruksikan ke jajaranya untuk menindaklanjuti setiap keluahan serta dirinya berharap para petani dapat bersabar, sebab saat ini debit air yang ada di Bendungan Irigasi Lomaya mulai berkurang.
“Keluhan petani besok kami ditindaklanjuti pembagian air untuk areal persawahan akan kami bagi, kurang lebih 1020 hektare sawah di tiga kecamatan ini akan mesuk pada musim tanam, ini akan kami bagi setiap 15 hari untuk pembagian air. Jadi 15 hari pertama bagi 300 san hektare sawah, selanjutnya 15 hari berikutnya 300 san dan selanjutnya sisanya,” ujar Kabalai.
“Kenapa kita lakukan seperti ini, sebab debit air di atas itu menurun diakibatkan elnino atau belum turunya hujan, kalau kita paksakan untuk mengaliri 1020 hektare saya pastikan air tidak cukup dan saya berharap petani sepakat serta paham hal ini dan pembagian air ini saya pastikan harus benar – benar merata. Saya tegaskan air adalah milik kita semua bukan sekelompok orang saja,” lanjutnya.

Dirinya juga menjelaskan terkait saluran irigasi program P3-TGAI yang dikeluhkan oleh ketua gabungan kelompok tani. Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan data bahwa ada salah satu berkas yang tidak valid.
“Setelah dilakukan pengecekan ada salah satu dokumen yang tidak bisa diproses dan itu terbaca dipusat (Kementerian PUPR,read), yaitu pergantian nama ketua kelompok yang ada disini berbeda dengan yang ada dipusat, artinya pada waktu perubahan atau pergantian nama ketua kelompok tidak terverifikasi disana, disini yang berubah di pusat masih nama ketua kelompok yang lama. Ini otomatis tercoret sendirinya dari sana, tetapi tadi saya mendapat laporan sudah diperbaiki, selanjutnya tinggal menunggu tahun depan saja,” tandas Kabalai. (Adv)
Editor : Tim Redaksi.