LIGONEWS.ID, GORONTALO – Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Gorontalo Utara mengeluarkan pernyataan terkait pengambilalihan aktivitas bongkar muat di Prelabuhan Anggrek oleh PT. Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT).
Iwan Kolly, Ketua SPSI, menyampaikan keprihatinannya terhadap rencana penggusuran perusahaan bongkar muat di pelabuhan tersebut. Menurut Iwan jika perusahaan-perusahaan bongkar muat diusir, hal itu dapat mengakibatkan keresahan di kalangan pekerja.
Iwan mengungkapkan proses bongkar muat di pelabuhan memerlukan perusahaan bongkar muat, dan jika mereka dikeluarkan, dapat menyebabkan kendala dalam proses tersebut. Iwan Kolly berharap agar PT. AGIT dapat mengurungkan niatnya dan bersedia membahas rencana-rencana ke depan untuk tetap mempertahankan perusahaan bongkar muat di Pelabuhan Anggrek.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea, juga mengomentari situasi ini.
Menurut Adhan, ada informasi bahwa sekitar delapan perusahaan bongkar muat (PBM) di Kota Gorontalo akan diambil alih oleh PT. AGIT, dengan alasan adanya rencana pembangunan pelabuhan yang akan dimulai pada bulan Februari mendatang.
Adhan menyampaikan kekhawatirannya terkait timing pengambilalihan ini, mengingat rencana pembangunan pelabuhan sudah ada sejak tiga tahun lalu. Ia mempertanyakan mengapa pengambilalihan ini baru dilakukan saat tahun politik, dan berharap agar PT. AGIT dapat meninjau kembali keputusannya.
Adhan menekankan bahwa rakyat tidak boleh menjadi korban hanya karena adanya pembangunan, dan meminta PT. AGIT untuk mempertimbangkan rencana pembangunan dengan matang.
Pengembangan dan pembangunan Pelabuhan Anggrek menjadi isu hangat di Gorontalo, terutama karena berdampak langsung pada keberlangsungan aktivitas ekonomi dan pekerjaan di wilayah tersebut.
Sejumlah pihak, termasuk SPSI dan KSPSI, menekankan perlunya dialog yang konstruktif untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan. Kita tunggu perkembangan lebih lanjut terkait isu ini.
Tim Redaksi