LIGONEWS.ID, GORONTALO – Dinas PUPR Kabupaten Gorontalo melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air menanggapi soal pekerjaan bronjong di Desa Bondula, Kecamatan Asparaga. Selasa (20/08/2024).
Ditemui diruang kerjanya, Erwin Sunge mengatakan bahwa soal pekerjaan bronjong tersebut sudah dilakukan perbaikan penggantian material.
“Setelah mendapat informasi soal pekerjaan bronjong yang disorot tokoh pemuda Kecamatan Asparaga, kami selaku Dinas PUPR dan konsultan serta kontraktor langsung turun lapangan. Kami disana menenumakan ada beberpa batuan yang akan digunakan tidak sesuai, maka kami meminta kepada pihak ketiga mengganti material tersebut,” kata Erwin.

Lebih lanjut Erwin mengungkapkan, adapun jenis bebatuan yang digunakan harus berbobot atau beratnya 6 sampai 25 Kg.
“Memang dibronjong itu kelihatan batu yang kecil – kecil, tetapi itu hanya digunakan untuk mengisi sela – sela kawat bronjong yang terlihat kosong, bukan menggunakan batu yang kecil semua. Intinya bebatuan 6 sampai 25 Kg tetap diutamakan,” ungkapnya.
Sementara itu pihak kontraktor CV Rahmat Abadi Jaya ditemui beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa dirinya membantah mengambil material atau batu disungai tersebut.
“Material atau batu yang digunakan dibronjong tersebut diambil disebelah dengan menggunakan tenaga manusia atau diangkut pakai roda sapi, tetapi dari pekerja mengeluh soal lambatnya menggunakan roda, mereka meminta kepada saya menggunakan alat betatr jenis eskapator,” jelasnya.
Mohamad Zulyanto Kiay menambahkan bahwa, setelah itu dirinya mendatangkan alat berat untuk mempercepat pekerjaan.
“Alat tersebut mengambil material bukan disungai, tetapi dilahan masyarakat atas izin yang punya lahan. Memang lahan tersebut kelihatan seperti sungai, sebab air tidak masuk atau lewat lagi dibendungan air, sudah melewati lahan warga, maka yang punya lahan merasa tidak keberatan terhadap kami untuk mengambil batu dilahan tersebut, menurut pemilik lahan itu sama saja dengan memperbaiki lahan mereka yang sudah jadi jalan air,” ujarnya.
Pengambilan material lokal itu juga merupakan salah satu upaya untuk pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat khususnya pengumpul batu dan alat berat juga itu digunakan untuk melakukan normalisasi sungai untuk mengembalikan kembali aliran sungai pada tempatnya.
“Karena fungsi dari bendungan sudah tidak lagi jalan karena sudah tertutup sedimen, makanya kami mendatangkan alat berat untuk mengembalikan fungsi sungai dan bendung di lokasi,” lanjutnya.
Terakhir Zul merasa terima kasih atas kritikan dari tokoh setempat yang telah benar – benar mengawasi jalanya pekerjaan proyek yang ada di Kecamatan Asparaga.
“Kritikan ini akan kami jadikan pengalaman dan pelajaran, kedepan kami akan lebih baik lagi dalam hal melaksanakan suatu pekerjaan, terima kasih atas kritikanya,” pungkasnya.
Editor : Tim Redaksi.