LIGONEWS.ID, GORONTALO – Adhan Dambea kembali menyoroti sikap dari Komisi III (tiga) DPRD Provinsi Gorontalo yang tidak tahu menahu soal putus kontrak jalan alternatif Potanga – Iluta.
Menurut Adhan, bahwa Komisi III DPRD Provinsi Gorontalo membidangi bidang pembangunan, selain tidak tahu soal putus kontrak, Adhan pun mengatakan Komisi III enggan turun di Kota Gorontalo dengan alasan tidak ada uang jalan.
“Kenapa tidak mau turun di Kota ?, karena tidak ada uang jalan. Sehingga pembangunan yang ada di Kota, mereka tidak mau tahu. Karena tidak ada perjalan dinas di Kota Gorontalo,” jelasnya. Senin (30/10/2023).
Dirinya juga menganggap bahwa Komisi III DPRD Provinsi Gorontalo mati suri dan tidak ada kegiatan.
“Cuman kegiatan dijauh – jauh, karena itu ada perjalanan dinas, karena di kota tidak ada perdis. Disitulah masalahnya,” tegas mantan Ketua DPRD Kota Gorontalo ini.
Selain menyoroti sikap Komisi III DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan pun mengkritisi tiga wakil rakyat yang duduk disenayan, yakni Rachmat Gobel, Idah Syahidah, maupun Elnino Mohi.
Adhan berpesan kepada ketiga wakil rakyat tersebut untuk tidak sekedar fokus pada pemberian bantuan rumah, beasiswa, atau bantuan lainnya yang dinilainya masih sangat kecil.
“Seharusnya ke tiga Aleg DPR RI itu memperjuangkan agar Provinsi Gorontalo ini bisa mendapatkan bantuan yang lebih besar. Misalnya, dalam hal pengembangan Bandara Jalaluddin,” harapnya.
Adhan mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Gorontalo masih kalah dalam soal kepemilikan tanah. Maka dengan demikian disinilah peran dari ke tiga Aleg DPR RI itu untuk memperjuangkan di kementerian soal pengembangan bandara.
Menurut Adhan, kalau ini bisa di perjuangkan, maka Provinsi Gorontalo sudah bisa menjadi Embarkasi penuh tanpa harus melalui Makassar, Sulawesi Selatan.
“Saya harap mereka bisa memperjuangkan ini. Sekelas nasional tentu yang mereka perjuangkan ini haruslah yang besar pula. Jangan hanya bantuan-bantuan kecil saja. Sudah saatnya bandara kita ini diperjuangkan di kementerian, agar diperluas atau ditingkatkan,” kata Adhan, Senin (30/10/2024).
Adhan mencontohkan, bahwa jaman Rum Kono sebagai Anggota DPR RI, banyak proyek-proyek besar nasional yang diperjuangkan untuk Provinsi Gorontalo. Maka kepada ketiga Aleg itu dia berharap bisa mengikuti langkah seperti yang dilakukan oleh Rum Kono
“Makanya kemarin saya bikin statemen, berharap Pak Rum Kono bisa jadi Aleg DPR RI lagi. Banyak sekali proyek besar yang masuk Gorontalo,” imbuhnya.
Selain itu juga Adhan berharap kepada ketiganya jangan hanya mengurus komisi masing-masing, tetapi memikirkan juga agar proyek-proyek besar skala nasional bisa masuk di Gorontalo.
“Kalau cuman beas siswa, perumahan dan apalagi ini Idah Syahidah cuman bantuan – bantuan bencana yang seharusnya tidak dibagi – bagikan direses. Ya namanya bantuan bencana itu diberikan pada saat bencana, nah sekarang musim panas, apa yang bencana sekarang ?,” cetusnya.
Menurut Adhan kalau musim panas saat ini dianggap bencana dan beras sudah naik yang saat ini mencapai Rp 750.000,00 per karung, ini yang harus dubicarakan di DPR RI. Harus ada droping beras di Gorontalao dengan tidak melihat Komisi.
“Karena DPR itu bukan karena bergantung di Komisi masing – masing, misalnya seperti saya ini yang berada di Komisi I dan bukan hanya Komisi I yang diurus, semuanya diurus. Karena kita DPR mewakili Gorontalo bukan mewakili Komisi,” tuturnya.
Adhan pun menghimbau kepada masyarakat agar menyudahi memilih wakil rakyat yang seperti ini modelnya. Carilah yang benar – benar berjuang kepentingan rakyat Gorontalo bahkan untuk DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota.
“Jadi saya minta kepada rakyat untuk selektif melihat dan memilih wakilnya. Apa lagi Gorontalo ini empat besar di Indonesia termasuk money politik tertinggi. Kalau rakyat Gorontalo ingin merubah kemiskinan tentu tergangung kita memilih wakil kita, baik ditingkat DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi dan DPR RI,” tandasnya. (Adv)
Editor : Tim Redaksi.